Rabu, 29 Juni 2011

Slamet, Guru Yang Jago Masak


SELAMAT BUAT PAK SLAMET
Menjelang maghrib beberapa minggu yang lalu datang seorang teman dengan menenteng sebuah kamera digital ke rumah. Sejenak setelah duduk, dia menyampaikan maksud kedatangannya. Sambil menyerahkan kamera digitalnya dia meminta saya untuk mengedit rekaman video yang baru dibuat. Tanpa berlama – lama segera saya buka file rekaman video itu. Beberapa saat saya tertegun setelah melihat adegan dalam rekaman tersebut. Bukan karena isi rekaman yang berbau pornografi atau adegan panas dari selebriti terkenal yang sering membuat heboh. Ya, isi rekaman video amatir itu yang benar – benar membuat saya terkejut, geli, sekaligus kagum.
Sebagai seorang profesional, segera proses editing saya lakukan tanpa ingin tahu apa maksud pembuatan rekaman video amatir tersebut. Meskipun dalam hati timbul tanda tanya besar tentang motivasi apa yang melatari pembuatan video itu. Setelah proses editing selesai, tanpa menambahkan animasi ataupun efek untuk memperindah tampilan saya transfer file video hasil editan ke sebuah keping CD kosong. Sekali lagi tanpa cover, CD berisi rekaman video hanya diberi judul menggunakan spidol hitam.
Rasa ingin tahu tentang motivasi pembuatan CD itu akhirnya terjawab ketika saya serahkan master CD. Teman saya memberikan selembar kertas berisi resep masakan sambil mengatakan bahwa dia akan mencoba peruntungan dengan mengikuti lomba masak yang diselenggarakan oleh sebuah produsen kecap terkenal di tanah air dengan tema AYAH JAGO MASAK. Sambil mengetik resep masakan yang akan dikirimkan bersama keeping CD, saya berdoa mudah – mudahan teman saya berhasil lolos babak penyisihan. Pagi hari selang sehari setelah saya melakukan editing, teman saya dengan wajah berbinar – binary mengatakan bahwa CD berikut resep masakan sudah dikirim ke panitia penyelenggara lomba. Sekali lagi saya mendoakan mudah-mudahan dia masuk nominasi peserta. Benar saja, seminggu setelah waktu pengiriman teman saya mendapat SMS notifikasi dari panitia lomba bahwa dia lolos babak penyisihan dan masuk nominasi 10 besar.
Hari minggu akhir bulan Mei 2011, teman saya berangkat ke Semarang memenuhi panggilan panitia lomba untuk adu keterampilan dengan 9 peserta yang lain. Luar biasa! Teman saya berhasil menyisihkan peserta yang lain. Dia menyabet posisi pertama dalam lomba tersebut dan meraih hadiah nominal yang lumayan besar untuk ukuran kantong seorang guru SD. Karena menyandang predikat juara I, teman saya berhak mewakili Jateng dan DIY untuk lomba serupa tingkat nasional di Jakarta. Tanggal 19 Juni 2011, dia datang ke Jakarta untuk memamerkan keahliannya di hadapan para juri. Sayang, dia belum berhasil meraih gelar juara tingkat nasional.
Sosok yang saya ceritakan ini bernama Slamet, tepatnya Slamet, S.Pd.SD. Guru sebuah sekolah dasar di lereng pegunungan Serayu, di wilayah kabupaten Banjarnegara. Teman seprofesi, satu unit kerja dengan saya. Sosok yang pendiam namun memiliki seribu potensi. Selamat untuk Pak Slamet.
Kisah nyata ini mungkin terlalu biasa bagi kebanyakan orang yang pernah mengalami, akan tetapi bagi saya banyak hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa ini yaitu:
1.       Disadari atau tidak, seorang guru sebenarnya merupakan manusia multi talenta Tinggal bagaimana cara dia mengaktualisasikan potensi yang ada dalam dirinya.
2.       Mencoba sesuatu yang baru dan bersifat positif bukan merupakan hal yang tabu bagi seseorang untuk menambah pengalaman. Maka manfaatkanlah setiap peluang yang muncul untuk menambah pengalaman.
3.       Jangan malu untuk mencoba sesuatu yang bagi orang lain tidak lazim, karena sesuatu yang beda dapat memberi manfaat yang luar biasa jika kita dapat memanfaatkan dengan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda di sini:


ALEXA RANK