SELAMAT BUAT PAK SLAMET
Menjelang
maghrib beberapa minggu yang lalu datang seorang teman dengan menenteng sebuah
kamera digital ke rumah. Sejenak setelah duduk, dia menyampaikan maksud
kedatangannya. Sambil menyerahkan kamera digitalnya dia meminta saya untuk
mengedit rekaman video yang baru dibuat. Tanpa berlama – lama segera saya buka
file rekaman video itu. Beberapa saat saya tertegun setelah melihat adegan
dalam rekaman tersebut. Bukan karena isi rekaman yang berbau pornografi atau
adegan panas dari selebriti terkenal yang sering membuat heboh. Ya, isi rekaman
video amatir itu yang benar – benar membuat saya terkejut, geli, sekaligus
kagum.
Sebagai seorang
profesional, segera proses editing saya lakukan tanpa ingin tahu apa maksud
pembuatan rekaman video amatir tersebut. Meskipun dalam hati timbul tanda tanya
besar tentang motivasi apa yang melatari pembuatan video itu. Setelah proses
editing selesai, tanpa menambahkan animasi ataupun efek untuk memperindah
tampilan saya transfer file video hasil editan ke sebuah keping CD kosong. Sekali
lagi tanpa cover, CD berisi rekaman video hanya diberi judul menggunakan spidol
hitam.
Rasa ingin
tahu tentang motivasi pembuatan CD itu akhirnya terjawab ketika saya serahkan master
CD. Teman saya memberikan selembar kertas berisi resep masakan sambil
mengatakan bahwa dia akan mencoba peruntungan dengan mengikuti lomba masak yang
diselenggarakan oleh sebuah produsen kecap terkenal di tanah air dengan tema AYAH
JAGO MASAK. Sambil mengetik resep masakan yang akan dikirimkan bersama keeping CD,
saya berdoa mudah – mudahan teman saya berhasil lolos babak penyisihan. Pagi
hari selang sehari setelah saya melakukan editing, teman saya dengan wajah
berbinar – binary mengatakan bahwa CD berikut resep masakan sudah dikirim ke
panitia penyelenggara lomba. Sekali lagi saya mendoakan mudah-mudahan dia masuk
nominasi peserta. Benar saja, seminggu setelah waktu pengiriman teman saya
mendapat SMS notifikasi dari panitia lomba bahwa dia lolos babak penyisihan dan
masuk nominasi 10 besar.
Hari minggu
akhir bulan Mei 2011, teman saya berangkat ke Semarang memenuhi panggilan
panitia lomba untuk adu keterampilan dengan 9 peserta yang lain. Luar biasa!
Teman saya berhasil menyisihkan peserta yang lain. Dia menyabet posisi pertama
dalam lomba tersebut dan meraih hadiah nominal yang lumayan besar untuk ukuran
kantong seorang guru SD. Karena menyandang predikat juara I, teman saya berhak
mewakili Jateng dan DIY untuk lomba serupa tingkat nasional di Jakarta. Tanggal
19 Juni 2011, dia datang ke Jakarta untuk memamerkan keahliannya di hadapan
para juri. Sayang, dia belum berhasil meraih gelar juara tingkat nasional.
Sosok yang
saya ceritakan ini bernama Slamet, tepatnya Slamet, S.Pd.SD. Guru sebuah
sekolah dasar di lereng pegunungan Serayu, di wilayah kabupaten Banjarnegara.
Teman seprofesi, satu unit kerja dengan saya. Sosok yang pendiam namun memiliki
seribu potensi. Selamat untuk Pak Slamet.
Kisah nyata ini mungkin terlalu
biasa bagi kebanyakan orang yang pernah mengalami, akan tetapi bagi saya banyak
hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa ini yaitu:
1. Disadari
atau tidak, seorang guru sebenarnya merupakan manusia multi talenta Tinggal bagaimana
cara dia mengaktualisasikan potensi yang ada dalam dirinya.
2. Mencoba
sesuatu yang baru dan bersifat positif bukan merupakan hal yang tabu bagi
seseorang untuk menambah pengalaman. Maka manfaatkanlah setiap peluang yang
muncul untuk menambah pengalaman.
3. Jangan
malu untuk mencoba sesuatu yang bagi orang lain tidak lazim, karena sesuatu
yang beda dapat memberi manfaat yang luar biasa jika kita dapat memanfaatkan
dengan benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda di sini: