Oleh Eko Sutanto
Guru SD Negeri 7 Gumelem Wetan, Susukan,
Banjarnegara
Setelah
berpayah-payah menapaki bebatuan yang licin sehabis tersiram hujan semalaman
dengan motor bututku, pagi itu aku sampai di sekolah tempatku mengajar. SD
Negeri 7 Gumelem Wetan, yang terletak di puncak perbukitan Serayu. Sejenak aku
melepas lelah dengan menikmati seteguk teh manis buatan penjaga sekolah.
Pagi itu, dengan
semangat aku masuk kelas untuk mengajar matematika pada standar kompetensi
Operasi Bilangan berpangkat, kompetensi dasar melakukan operasi perkalian
bilangan berpangkat.
Dengan optimis saya
masuk kelas, mengawali pembelajaran dengan mengucapkan selamat pagi kepada siswa, menatap mereka satu persatu sambil mengabsen barangkali ada yang tidak
masuk di antara mereka. Aku merasa dengan menatap mereka yang aku absen akan
timbul jalinan rasa yang kuat antara seorang guru dengan muridnya layaknya ayah
dengan anak-anaknya.
Dengan pelan dan
sabar aku jelaskan tujuan pembelajaran matematika pagi itu, yaitu agar siswa 1)
dapat mengingat kembali bilangan berpangkat, 2) dapat melakukan operasi perkalian pada bilangan berpangkat dua atau lebih
dapat mengingat kembali bilangan berpangkat, 2) dapat melakukan operasi perkalian pada bilangan berpangkat dua atau lebih
Selanjutnya saya
jelaskan apa dan bagaimana bilangan berpangkat itu, dan bagaimana melakukan operasi
perkalian pada bilangan berpangkat dua dan tiga tersebut dengan metode
bervariasi, dari ceramah, tanya jawab, dan penugasan tanpa dibantu alat peraga
maupun media pembelajaran.
Ketika saya ingin
mengetahui hasil pembelajaran yang saya lakukan dengan penilaian secara
tertulis alangkah kagetnya saya. Target ketuntasan yang saya tetapkan untuk KD
ini ternyata jauh dari harapan. Saya tertegun, dan tidak habis pikir “mengapa
hasil pembelajaran yang saya harapkan jauh dari kenyataan yang ada?” Keesokan
paginya sebelum pembelajaran dimulai, saya mencoba menanyakan apa kesulitan yang mereka hadapi
pada pelajaran matematika hari kemarin? Ternyata jawaban mereka sangat
sederhana yaitu mereka sulit memahami penjelasan saya tentang pengertian bilangan berpangkat.
Saya pikir, konsep
bilangan berpangkat sudah dipelajari sejak kelas IV sehingga hanya sepintas
saya menjelaskan materi seperti mereview pengalaman siswa saja. Ternyata anggapan saya keliru. Mungkinkah saya telah mengajar materi ini
dengan cara yang keliru? Ataukah metode pembelajaran yang saya terapkan tidak
tepat? Apakah harus saya gunakan media dalam pembelajaran? Ataukah memang siswa
– siswa saya yang kurang memperhatikan penjelasan saya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda di sini: