Sabtu, 28 Mei 2011

Case Study

BUKAN SEBATAS REVIEW

Oleh Eko Sutanto
Guru SD Negeri 7 Gumelem Wetan, Susukan, Banjarnegara

Setelah berpayah-payah menapaki bebatuan yang licin sehabis tersiram hujan semalaman dengan motor bututku, pagi itu aku sampai di sekolah tempatku mengajar. SD Negeri 7 Gumelem Wetan, yang terletak di puncak perbukitan Serayu. Sejenak aku melepas lelah dengan menikmati seteguk teh manis buatan penjaga sekolah.
Pagi itu, dengan semangat aku masuk kelas untuk mengajar matematika pada standar kompetensi Operasi Bilangan berpangkat, kompetensi dasar melakukan operasi perkalian bilangan berpangkat.
Dengan optimis saya masuk kelas, mengawali pembelajaran dengan mengucapkan selamat pagi kepada siswa, menatap mereka satu persatu sambil mengabsen barangkali ada yang tidak masuk di antara mereka. Aku merasa dengan menatap mereka yang aku absen akan timbul jalinan rasa yang kuat antara seorang guru dengan muridnya layaknya ayah dengan anak-anaknya.
Dengan pelan dan sabar aku jelaskan tujuan pembelajaran matematika pagi itu, yaitu agar siswa 1)
dapat mengingat kembali bilangan berpangkat, 2) dapat melakukan operasi perkalian pada bilangan berpangkat dua atau lebih
Selanjutnya saya jelaskan apa dan bagaimana bilangan berpangkat itu, dan bagaimana melakukan operasi perkalian pada bilangan berpangkat dua dan tiga tersebut dengan metode bervariasi, dari ceramah, tanya jawab, dan penugasan tanpa dibantu alat peraga maupun media pembelajaran.
Ketika saya ingin mengetahui hasil pembelajaran yang saya lakukan dengan penilaian secara tertulis alangkah kagetnya saya. Target ketuntasan yang saya tetapkan untuk KD ini ternyata jauh dari harapan. Saya tertegun, dan tidak habis pikir “mengapa hasil pembelajaran yang saya harapkan jauh dari kenyataan yang ada?” Keesokan paginya sebelum pembelajaran dimulai, saya mencoba menanyakan apa kesulitan yang mereka hadapi pada pelajaran matematika hari kemarin? Ternyata jawaban mereka sangat sederhana yaitu mereka sulit memahami penjelasan saya tentang pengertian bilangan berpangkat.
Saya pikir, konsep bilangan berpangkat sudah dipelajari sejak kelas IV sehingga hanya sepintas saya menjelaskan materi seperti mereview pengalaman siswa saja. Ternyata anggapan saya keliru. Mungkinkah saya telah mengajar materi ini dengan cara yang keliru? Ataukah metode pembelajaran yang saya terapkan tidak tepat? Apakah harus saya gunakan media dalam pembelajaran? Ataukah memang siswa – siswa saya yang kurang memperhatikan penjelasan saya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda di sini:


ALEXA RANK