Sabtu siang,
telepon genggam istriku berdering pertanda ada
pesan singkat masuk. Beberapa saat kemudian istriku datang menghampiri
meja tempat handphone tergeletak sedari
sepulang sekolah siang tadi. Setelah dibuka pesan singkat itu, istriku
tiba – tiba bergumam, “Jaman seperti ini koq masih ada saja oknum yang iseng
kirim SMS penipuan”. Didorong rasa penasaran segera handphone kuraih dan
berpindah ke tanganku. Aku tertegun sejenak setelah membaca SMS tersebut yang
tertulis : dari (nama operator Selular), Selamat! Anda mendapat hadiah
cek(15jt) dari program X, hubungi nomor 021-xxx-xxx.
Dalam diam
otakku segera berputar mengingat beberapa waktu yang lalu banyak stasiun TV
yang menayangkan berita penipuan via SMS dengan modus operandi seperti itu.
Diam – diam aku menyusun rencana untuk memberi pelajaran kepada oknum pengirim
SMS (dan komplotannya). Minggu pagi, setelah melaksanakan aktivitas rutin di
rumah, aku mulai menjalankan rencanaku. Aku siapkan nomor rekening bank, kartu
ATM lama, handphone, balpen, kertas, dan perekam suara. Setelah semua yang aku
butuhkan tersedia, segera aku hubungi nomor seperti yang ada dalam SMS. Satu
kali, dua kali, tiga kali, teleponku tidak diangkat. Baru pada kali keempat ada
jawaban dari ujung telepon dinomor yang kutuju. Dengan mantap seseorang yang
diujung telepon sana menyatakan bahwa SMS yang sampai ke HP istri saya adalah
benar adanya. Bahkan seseorang itu mengingatkan saya bahwa pajak hadiah sudah
ditanggung oleh operator.
Ketika saya
menanyakan mekanisme penerimaan hadiah tersebut, seseorang di sana memberikan
nomor kantor bank besar di negeri ini
berikut nama orang yang harus aku hubungi. Kemudian dia menanyakan rekening
lengkap dengan nomornya. Setelah nomor rekening yang sejak tadi aku siapkan
diberikan, seseorang diujung telepon menanyakan berapa lama waktu yang
dibutuhkan sampai ke ATM. Lalu dia menyuruh saya segera menuju ATM terdekat
untuk transfer hadiah. Setelah menyempatkan mandi (dan tidak dilanjutkan dengan
sarapan pagi) aku bergegas menuju ATM sesuai bank pembuat rekening. Sampai di
depan ATM, aku hubungi nomor yang diberikan oleh seseorang diujung telepon yang
mengaku dari PT. (maaf) operator penyelenggara.
Setelah aku
menyampaikan maksudku, seseorang (sebut:Jan) diujung telepon menyuruh saya
masuk bilik ATM tanpa mematikan hp. Bermaksud memancing, hp aku matikan
beberapa saat dan aku tidak langsung masuk bilik. Setelah selang 15 menit,
nomor itu aku hubungi lagi. Beberapa saat tidak ada jawaban. Baru ketika aku
telepon kembali ada seseorang di ujung telepon yang menyuruh saya mematikan
telepon karena oknum Jan sedang meeting.
Telepon aku putuskan, lalu duduk di Pos penjagaan di depan ATM. Lima belas
menit kemudian hp saya berbunyi, setelah saya cek ternyata benar nomor oknum
yang mengaku pegawai bank X tersebut. Setelah berbasa – basi sejenak, suara
diujung telepon itu meminta aku untuk melakukan kegiatan melalui ATM dengan
mengikuti semua petunjuk yang diberikan lewat telepon. Aku ikuti semua yang
diperintahkan sampai akhirnya terjadi transaksi melalui telepon ke nomor
tertentu (beda operator) sebesar saldo terakhir di rekening bank ku. Tanpa
pikir panjang aku ikuti semua petunjukyang di berikan (transaksiku gagal karena
saldoku mepet).
Setelah
transaksi per telepon selesai, suara diujung telpon menyatakan bahwa transfer
sudah dilakukan ke rekening saya melalui ATM, akan tetapi hanya 10 juta dan
dikatannya juga bahwa saya tidak boleh mengecek saldo ataupun melakukan aksi
yang dapat mengganggu proses transfer. Yang lima juta akan ditransfer ke
rekening lain bank aku. Aku katakan bahwa aku punya beberapa rekening yang
masih aktif, tetapi tidak ber ATM. Akhirnya suara seseorang diujung telepon
menyatakan bahwa sebelum sisa hadiah 5 juta dapat ditransfer maka saya tidak
boleh membuka transaksi apapun melalui ATM. Lebih jauh dia meminta 10% dari
total hadiah dimasukkan ke rekening saya yang berarti 1,5 jt harus ditransfer
apapun caranya pada rekening saya sebagai syarat transfer 5 juta sisa hadiah.
Untuk permintaan
terakhir (dengan alasan hari minggu) aku tidak mentransfer uang dari rekening
aku yang lain ke rekening yang aku gunakan untuk menerima hadiah sebab aku
sudah yakin dari awal bahwa ini adalah aksi
penipuan dan ini adalah kesempatan untuk memberi pelajaran kepada oknum
- oknum penipu via SMS.
Siang tadi,
sepulang sekolah, aku cek saldo ATM ku. Ternyata benar! Seseorang yang
menyatakan telah mengirim 10 juta ke nmr rekeningku nyata – nyata hanya omong
kosong. Dengan senyum – senyum kecil aku meneruskan perjalanan pulang sambil
membayangkan betapa orang (dan komplotannya) kecewa sebab tidak bisa merampok
uangku melalui ATM, padahal dia sudah menghipnotisku dari jauh. Dan saya yakin
bahwa seseorang diujung telepon sana masih menantikan transfer saya. Semoga dia
sadar bahwa tidak semua orang dapat dibodohi. (Semua percakapan melalui telepon
saya record, nomor, dan SMS saya simpan barangkali ada gunanya suatu saat
nanti).
Tips: Hindari penipuan melalui SMS dengan modus operandi seperti dalam kasus di
atas, segera hubungi polisi dan berikan nomor yang harus dihubungi dan biarkan
pihak berwajib mengambil tindakan lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda di sini: